Bagi manusia, bersetubuh dengan mayat adalah sesuatu yang terlarang. Namun, bagi katak spesies Rhinella proboscidea yang hidup di wilayah Amazon, nekrofilia adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari. Bahkan, bisa dikatakan dianjurkan bila ingin tetap bertahan.
R proboscidea adalah katak kecil yang menyerupai daun mati. Katak ini memiliki tubuh berwarna coklat dengan corak garis warna putih.
Kompetisi kawin bagi spesies ini penuh kekerasan. Sekali betina muncul, pejantan saling berebut. Suara "menggelegar" menjadi tanda kompetisi ketat mendapatkan betina. Fenomena kompetisi ini sering disebut explosive breeding.
Saking kerasnya, pejantan berusaha menyingkirkan pejantan lain yang siap kawin dengan betina. Tak jarang, betina yang berada di bawah pejantan yang disingkirkan mati kelelahan atau tenggelam.
Logikanya, ketika betina mati, kedua pejantan akan berhenti berebut dan meninggalkan betina itu. Namun, bagi spesies ini, kematian pasangan tak menghalangi keinginan reproduksi. Pejantan akan mengekstrak telur dari betina yang mati dan membuahinya.
Diberitakan National Geographic pada Februari lalu, fenomena yang disebut "nekrofilia fungsional" ini ditemukan oleh Thiago Izzo dari National Institute of Amazonian Research di Brasilia lewat penelitiannya.
Izzo melakukan pengamatan pada explosive breeding di Adolfo Ducke Forest Reserve di Brasilia tahun 2001 hingga 2005. Pertama, ia menemukan 100 jantan dan 20 betina mati. Kedua, 50 jantan dan 5 betina mati. Ketika membedah si betina, Izzo tak bisa menemukan sel telurnya.
Izzo kemudian menyadari adanya perkawinan dengan bangkai ketika menjumpai pejantan menggenggam betina dan berupaya mengeluarkan telurnya.
Menurut Izzo, fenomena ini dijumpai berkali-kali. Pejantan mendorong betina yang telah mati agar "mangsanya" tak direbut pejantan lain. Telur yang keluar difertilisasi segera. Izzo menjumpai bahwa embrio benar-benar bisa berkembang.
Fenomena hewan mengawini bangkai ini bukan yang pertama kali dijumpai. Tetapi, baru kali ini perkawinan dengan bangkai bisa dikatakan memiliki fungsi.
Sebelumnya, perilaku mengawini bangkai pernah dijumpai pada bebek liar. Bebek liar menyetubuhi sesama jenis yang sudah mati. Kemudian, ada pula temuan penguin jantan yang suka mengawini penguin betina yang telah mati. Namun, faktanya, bisa dikatakan perilaku itu adalah "kesalahan".
Pada jenis R proboscidea, nekrofilia memang "diperlukan". Jumlah katak jantan jauh lebih banyak dibandingkan betina. Riset ini dipublikasikan di Journal of Natural History.
Editor : Soegeng Haryadi
Sumber : Kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar