Minggu, 10 Maret 2013

Kisah Seorang Pelacur yang Masuk Surga Karena Menolong Anjing



Sesungguhnya, setiap orang beriman berhak atas surga. Tak peduli apa statusnya. Orang yang mulia atau mereka yang hina-dina. Karena surga adalah milik Allah, maka terserah kepada Allah, siapa yang diridhoi-Nya untuk masuk ke dalam surga-Nya itu. Dan Rasulullah SAW telah mengindikasikan bahwa seorang ahli ibadah tidak serta-merta mendapat jaminan akan masuk surga, karena surga lebih diutamakan bagi mereka yang mencintai Allah dengan sesungguh-sungguhnya kecintaan. Seperti juga kita, maka pastilah kita lebih suka kepada orang yang kita sukai untuk datang ke rumah kita, daripada mereka yang selalu memuja-muji kita – dengan niat bergelimang pamrih. Demikianlah juga Allah memilih mereka yang lebih dicintai-Nya. Dan Dia Maha Mengetahui akan segala yang tertampak pada lahir dan terbersit dalam batin....


Maka, hendaknya kita tidak jadi merasa heran saat mengetahui bahwa Allah telah memasukkan seorang pelacur ke dalam surga-Nya yang mulia. Karena Dia sungguh mengetahui apa-apa yang selayaknya dianugerahkan kepada hamba-hamba-Nya. Tapi, bagaimana ceritanya kok seorang pelacur bisa sampai masuk ke surga? Silakan menyimak riwayat berikut ini. Semoga menjadi pelajaran dan teladan bagi kita, untuk meraih ridho Allah.
Pada suatu hari, dalam suatu majelis, seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW, “Wahai, Rasulullah. Apakah hanya orang-orang ahli ibadah saja yang akan masuk surga?”
Dengan tegas Rasulullah menjawab, “Tidak. Sesungguhnya, seseorang itu masuk surga bukan semata-mata karena ibadahnya, melainkan karena ketulusan cintanya kepada Allah.”
 
Penasaran, orang itu bertanya lagi, “Apa itu berarti... hanya para aulia dan alim-ulama saja yang akan masuk surga?”
 
Rasulullah kembali menegaskan, “Tidak, bukan begitu. Karena sesungguhnya telah ada seorang pelacur yang masuk ke surga.”
 
Keruan saja semua yang hadir di majelis itu jadi kaget dan bertanya-tanya. Maka Rasulullah lalu menceritakan mengenai pelacur itu.
 
Suatu hari, di tengah suatu musim kemarau yang amat kering, tutur Rasulullah, ada seekor anjing liar yang hampir mati kehausan. Anjing ini amat buruk rupanya dan penuh kudis badannya. Karena amat hausnya, anjing itu sampai menjilat-jilat tanah lembab di depan rumah seorang ulama terkenal. Melihat makhluk menjijikkan itu, si ulama segera mengusirnya dan bahkan melemparinya dengan batu.
 
Anjing itu lari ketakutan sampai ke luar desa, dan akhirnya – karena lelah dan kehausan – hewan malang itu ambruk di pinggir sumur. Nampaknya, tak ada harapan lagi buat anjing itu. Dia pasti mati kalau tidak segera mendapatkan minum. Namun di saat kritis itu, lewat seorang pelacur. Ia melihat anjing itu, terbaring putus asa dengan lidah terjulur dan napas tersengal-sengal, dan ia merasa iba. Maka, ia lalu melepas terompahnya (alas kakinya) dan merobek gaunnya. Dengan sobekan gaun dan terompah itu ia lantas membuat timba untuk mengambil air dari sumur, lalu memberi anjing itu minum.
Setelah puas minum, anjing itu sehat kembali dan lantas pergi. Si Pelacur merasa gembira melihat anjing itu tidak jadi mati kehausan. Melihat apa yang telah diperbuat oleh hamba-Nya yang pelacur itu, Allah mengatakan kepada malaikatnya: “Catatlah hamba-Ku itu. Dia adalah salah satu hamba-Ku yang akan masuk surga pertama.”

“Subhanallah...!” puji orang-orang yang hadir dalam majelis itu, dengan harapan baru tumbuh dalam hati mereka akan kasih sayang Allah.
 
Dan kita... apa yang telah kita lakukan sehingga kita punya harapan untuk layak memperoleh anugerah sehebat itu dari Allah?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar