Masih terkejut ? Silahkan baca lebih lanjut
Penyelewengan Sejarah Islam Amerika
Sejarah
rasmi selama ini mengatakan bahawa Christopher Columbus-lah yang
menemukan daratan luas yang kemudian disebut Amerika. Hal ini ternyata
tidak benar. Karena 70 tahun sebelum Columbus menjejakkan kaki di
amerika, daratan yang disangkanya India oleh Laksamana Muslim dari
China bernama Ceng Ho (Zheng He) telah mendarat di Amerika. Bahkan
berabad sebelum Ceng Ho, pelaut-pelaut Muslim dari Sepanyol dan Afrika
Barat telah membuat kampung-kampung di Amerika dan berasimilasi secara
damai dengan penduduk tempatan di sana. Penemu Amerika bukanlah
Columbus. Penemu Amerika adalah Umat Islam. Mereka berkahwin dengan
penduduk tempatan, orang-orang Indian, sehingga menjadi bahagian dari
genius tempatan Amerika.
Ada sejumlah kajian yang bersandarkan
fakta-fakta empirik bahawa umat Islam sudah hidup di Amerika beberapa
abad sebelum Colombus datang. Salah satunya yang paling popular adalah
tulisan Dr. Youssef Mroueh, dari Preparatory Commitee for International
Festivals to celebrate the millennium of the Muslims arrival to the
Americas, tahun 1996, yang berjudul “Precolumbian Muslims in America”.
Dalam tulisannya, Doktor Mroueh
menulis, “Sejumlah fakta menunjukkan bahwa Muslimin dari Sepanyol dan
Afrika Barat tiba di Amerika sekurang-kurangnya lima abad sebelum
Columbus. Pada pertengahan abad ke-10, pada waktu pemerintahan Khalifah
Umayyah, yaitu Abdurrahman III (929 – 961M), kaum Muslimin yang berasal
dari Afrika berlayar ke Barat dari pelabuhan Delbra (Palos) di
Sepanyol, menembus “samudera yang gelap dan berkabut”. Setelah
menghilang beberapa lama, mereka kembali dengan sejumlah harta dari
negeri yang “tak dikenal dan aneh”. Ada kaum Muslimin yang tinggal
bermukim di negeri baru itu, dan mereka inilah kaum imigram Muslimin
gelombang pertama di Amerika.”
Granada, benteng pertahanan terakhir
ummat Islam di Eropah jatuh pada tahun 1492. Pada pertengahan abad
ke-16 terjadilah pemaksaan besar-besaran secara kejam terhadap
orang-orang Yahudi dan Muslimin untuk menganut agama Katholik, yang
terkenal dalam sejarah sebagai Spanish Inquisition. Pada masa itu
keadaan orang-orang Yahudi dan orang-orang Islam sangat menyedihkan,
kerana penganiayaan dari pihak Gereja Katolik Rom yang dilaksanakan
oleh inkuisisi tersebut. Ada tiga macam sikap orang-orang Yahudi dan
orang-orang Islam dalam menghadapi inkusisi itu:
- Pertama, yang tidak mahu beralih agama. Akibatnya mereka disiksa kemudian dieksekusi dengan dibakar atau dipancangkan di kayu salib.
- Kedua, beralih agama menjadi Katholik Rom. Mereka itu diawasi pula apakah memang menukar agama secara serius atau tidak. Kelompok orang Islam yang beralih agama itu disebut kelompok Morisko, sedangkan yang dari agama Yahudi disebut kelompok Marrano.
- Ketiga, melarikan diri atau hijrah menyeberang Laut Atlantik yang dahulunya dinamakan Samudera yang gelap dan berkabut. Inilah kelompok imigran gelombang kedua di negeri baru itu.
Penganiayaan itu mencapai puncaknya
semasa Paus Sixtus V (1585-1590). Sekurang-kurangnya ada dua dokumen
yang menyebut tentang inkusisi ini. Yang pertama, Raja Spanyol Carlos V
mengeluarkan dekrit pada tahun 1539 melarang penduduk bermigrasi ke
Amerika Latin bagi keturunan Muslimin yang dihukum bakar dan dieksekusi
di kayu sula itu. Yang kedua dekrit itu diratifikasi pada 1543, dan
disertai perintah pengusiran Muslimin keluar dari jajahan Sepanyol di
seberang laut Atlantik. Ini adalah bukti sejarah adanya imigran
Muslimin gelombang kedua sebelum tahun 1543 (dekrit kedua). Ada banyak
kajian yang membuktikan adanya kehadiran Muslimin gelombang pertama ke
Amerika jauh sebelum zaman Columbus. Bukti-bukti itu antara lain:
- Abul-Hassan Ali Ibnu Al-Hussain Al-Masudi merupakan seorang pakar sejarah dan geografi yang hidup dari tahun 871-957 M. Dalam karyanya yang berjudul “Muruj adh-dhahab wa maad aljawhar” (Hamparan Emas dan Tambang Permata), Abu Hassan menulis bahwa pada waktu pemerintahan Khalifah Abdullah Ibn Muhammad (888-912), penjelajah Muslim Khasykhasy Ibn Sa’ied Ibn Aswad dari Cordova-Sepanyol, telah berlayar dari Delba (Palos) pada 889, menyeberang Samudera yang gelap dan berkabut dan mencapai sebuah negeri yang asing (al-ardh majhul) dan kembali dengan harta yang mentakjubkan. Pada peta Al-Masudi terbentang luas negeri yang disebutnya dengan al-ardh majhul. [Al-Masudi: Muruj Adh-Dhahab, Vol. 1, P. 1385]
- Loe Weiner, pakar sejarah dari Harvard University, dalam bukunya “Africa and the Discovery of America” (1920) menulis bahwa Columbus telah mengetahui kehadiran orang-orang Islam yang tersebar seluas Carribea, Amerika Tengah dan Utara, termasuk Kanada. Mereka berdagang dan telah melakukan asimilasi perkawinan dengan orang-orang Indian dari suku Iroquois dan Algonquin.
- Ahli Geografi dan pembuat peta bernama Al-Syarif Al-Idrisi (1099- 1166) menulis dalam bukunya yang terkenal Nuzhat al-Musytaq fi Ikhtiraq al-Afaaq (Ekskursi dari yang Rindu Mengarungi Ufuq) bahwa sekelompok pelaut dari Afrika Utara berlayar mengarungi Samudera yang gelap dan berkabut dari Lisbon (Portugal) dengan maksud mendapatkan apa yang ada di balik samudera itu, betapa luasnya dan di mana batasnya. Mereka menemukan pulau yang penghuninya bercocok tanam dan telah mempergunakan bahasa Arab.
- Columbus dan para penjelajah Sepanyol serta Portugis mampu melayari menyeberang Samudra Atlantik dalam jarak sekitar 2400 km, adalah karena bantuan maklumat geografi dan panduan dari peta yang dibuat oleh pedagang-pedagang Muslimin, termasuk informasi dari buku tulisan Abul Hassan Al-Masudi yang berjudul Akhbar az-Zaman. Tidak banyak diketahui orang, bahwa Columbus dibantu oleh dua orang nakhoda Muslim pada waktu ekspedisi pertamanya menyeberang transatlantik. Kedua kapten Muslim itu adalah dua bersaudara Martin Alonso Pinzon yang menakodai kapal Pinta, dan Vicente Yanez Pinzon yang menakodai kapal Nina. Keduanya adalah hartawan yang mahir dalam seluk-beluk perkapalan, membantu Columbus dalam organisasi ekspedisi itu, dan mempersiapkan perlengkapan kapal bendera Santa Maria. Bersaudara Pinzon ini masih memiliki ikatan kekeluargaan dengan Abuzayan Muhammad III (1362-66), Sultan Maroko dari dinasti Marinid (1196-1465). (Thacher, John Boyd: Christopher Columbus, New York 1950).
- Para antropologi telah menemukan prasasti dalam bahasa Arab di lembah Mississipi dan Arizona. Dari prasasti itu diperoleh keterangan bahwa imigran itu membawa juga gajah dari Afrika. (Winters, Clyde Ahmad: Islam in Early North and South America, Al-Ittihad, July 1977, p.60)
- Columbus menulis bahwa pada hari Isnin, 21 Oktober 1492, sementara ia berlayar dekat Gibara pada bahagian tenggara pantai Cuba, Columbus menyaksikan masjid di atas puncak bukit yang indah. Reruntuhan beberapa masjid dan menaranya serta tulisan ayat Al Quran telah diditemui di berbagai tempat seperti Cuba, Mexico, Texas, dan Nevada. (Thacher, John Boyd: Christopher Columbus, New York 1950)
- Dr. Barry Fell dari Harvard University menulis bahwa fakta-fakta ilmiah telah menunjukkan bahawa berabad-abad sebelum Columbus, telah bermukim kaum Muslimin di Benua Baru dari Afrika Utara dan Barat. Dr. Fell mendapatkan adanya sekolah-sekolah Islam di Valley of Fire, Allan Springs, Logomarsino, Keyhole, Canyon, Washoe, dan Hickison Summit Pass (Nevada), Mesa Verde (Colorado), Mimbres Valley (New Mexico) dan Tipper Canoe (Indiana) dalam tahun-tahun 700-800. (FellL, Barry: Saga America, New York, 1980] dan GYR,DONALD: Exploring Rock Art, Santa Barbara, 1989).
Jejak Peninggalan Muslim Amerika
Di
sekujur benua Amerika kita akan boleh mendapatkan jejak-jejak umat
Islam gelombang pertama dan kedua, jauh sebelum kedatangan Columbus.
Lihat peta Amerika hari ini buatan Rand McNally dan cermati nama-nama
tempat yang ada di Amerika. Di tengah kota Los Angeles terdapat nama
kawasan Alhambra, juga nama-nama teluk El Morro dan Alamitos, serta
nama-nama tempat seperti Andalusia, Attilla, Alla, Aladdin, Albany,
Alcazar, Alameda, Alomar, Almansor, Almar, Alva, Amber, Azure, dan La
Habra.
Di bagian tengah Amerika, dari
selatan hingga Illinois terdapat nama-nama kota Albany, Andalusia,
Attalla, Lebanon, dan Tullahoma. Di negara bagian Washington misalnya,
terdapat kota Salem. Lalu di Carribea (ini jelas kata Arab) dan Amerika
Tengah misalnya ada nama Jamaica, Pulau Cuba (berasal dari kata Quba?)
dengan ibukotanya La Habana (Havana), serta pulau-pulau Grenada,
Barbados, Bahama, dan Nassau.
Di Amerika
Selatan terdapat nama kota-kota Cordoba (di Argentina), Alcantara (di
Brazil), Bahia (di Brazil dan Argentina). Nama-nama pegunungan
Appalachian (Apala-che) di pantai timur dan pegunungan Absarooka di
pantai barat. Kota besar di Ohio pada muara sungai Wabash yang panjang
dan meliuk-liuk bernama Toledo, satu nama universiti Islam ketika Islam
masih berjaya di Andalusia, Sepanyol.
Menurut Dr. Youssef Mroueh, sekarang
saja terdapat tidak kurang dari 565 nama tempat di Amerika Utara, baik
di negeri, kota, sungai, gunung, danau, dan desa yang diambil dari nama
Islam ataupun nama dengan akar kata bahasa Arab. Sebanyak 484 di
Amerika Syarikat dan 81 di Canada. Ini merupakan bukti yang tak
terbantahkan bahwa Islam telah ada di sana sebelum Columbus mendarat.
Dr. A. Zahoor bahkan menegaskan bahwa nama negeri seperti Alabama,
sebenarnya berasal dari kata Allah-bamya, dan juga nama negeri Arkansas
berasal dari kata Arkan-Sah, serta Tennesse dari kata Tanasuh.
Dr. Mroueh juga menuliskan beberapa
nama yang dicatatnya malah merupakan nama kota suci kita seperti Mecca
di Indiana, Medina di Idaho, Medina di New York, Medina dan Hazen di
North Dakota, Medina di Ohio, Medina di Tennessee, Medina di Texas yang
paling besar dengan penduduk 26,000, Medina di Ontario Canada, kota
Mahomet di Illinois, Mona di Utah, dan Arva di Ontario Canada.
Ketika Columbus mendarat di kepulauan
Bahama pada 12 Oktober 1492, pulau itu sudah dinamai Guanahani oleh
penduduknya. Kata ini berasal dari bahasa Mandika yang merupakan
turunan dari bahasa Arab. Dilaporkan oleh Columbus bahwa penduduk asli
di sini bersahabat dan suka menolong. Guana, yang hingga hari ini masih
banyak dipakai sebagai nama di kawasan Amerika Tengah, Selatan dan
Utara, berasal dari kata Ikhwana yang berarti ’saudara’ dalam bahasa
Arab.
Guanahani berarti tempat keluarga Hani
bersaudara. Namun Columbus dengan seenaknya menamakan tempat ini
sebagai San Salvador dan merampas kepemilikan pulau itu atas nama
kerajaan Sepanyol. Columbus dalam catatannya menuliskan bahwa pada 21
Oktober 1492 dia melihat rerunruthan masjid dan menaranya lengkap
dengan tulisan ayat-ayat Al Qur’an telah ditemukan selain di Cuba, juga
di Mexico, Texas, dan Nevada
Perlayaran melintasi Lautan Atlantik
dari Moroko dicatat juga oleh penjelajah laut Shaikh Zayn-eddin Ali bin
Fadhel Al-Mazandarani. Kapalnya berangkat dari Tarfay di Maroko pada
zaman Sultan Abu-Yacoub Sidi Youssef (1286 – 1307), penguasa keenam
dalam dinasti Marinid. Kapalnya mendarat di pulau Green di Laut Karibia
pada tahun 1291. Menurut Dr. Mroeh, catatan perjalanan ini banyak
dijadikan rujukan oleh ilmuwan Islam.
Sultan-sultan dari kerajaan Mali di
Afrika barat yang beribukota di Timbuktu, ternyata juga melakukan
perjalanan sendiri hingga ke benua Amerika. Sejarawan Chihab Addin
Abul-Abbas Ahmad bin Fadhl Al Umari (1300 – 1384) mencatat berbagai
ekpedisi ini dengan cermat. Timbuktu yang kini dilupakan orang,
dahulunya merupakan pusat peradaban, perpustakaan dan keilmuan yang
maju di Afrika. Ekpedisi perjalanan darat dan laut banyak dilakukan
orang menuju Timbuktu atau berawal dari Timbuktu. Sultan yang tercatat
melanglang buana hingga ke benua baru saat itu adalah Sultan Abu Bakari I
(1285 – 1312), saudara dari Sultan Mansa Kankan Musa (1312 – 1337),
yang telah melakukan dua kali ekspedisi melintas Lautan Atlantik hingga
ke Amerika dan bahkan menyusuri sungai Mississippi.
Sultan Abu Bakari I melakukan
penjelajahan di Amerika tengah dan utara dengan menyusuri sungai
Mississippi antara tahun 1309-1312. Para penjelajah ini berbahasa Arab.
Dua abad kemudian, penemuan benua Amerika diabadikan dalam peta
berwarna Piri Re’isi yang dibuat tahun 1513, dan dipersembahkan kepada
raja Ottoman Sultan Selim I (1517). Peta ini menunjukkan belahan bumi
bagian barat, Amerika selatan dan bahkan benua Antartika, dengan
penggambaran pesisiran Brazil secara tepat.
(Diambil dari: digest.eramuslim.com – New Jerusalem, Sisi Amerika Yang Disembunyikan)
Referensi:
- CarribeanMuslims.com – USA Muslims: 7th Century Islamic inscriptions on Nevada rocks
Tidak ada komentar:
Posting Komentar